Genzi.web.id - Diabetes melitus, penyakit yang dulunya banyak ditemukan pada orang dewasa, kini semakin sering menyerang anak-anak dan remaja. Seiring dengan perubahan gaya hidup, pola makan, dan lingkungan, jumlah anak yang didiagnosis dengan diabetes, terutama tipe 1 dan tipe 2, meningkat pesat. Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai faktor penyebab dan risiko yang memicu meningkatnya angka kasus diabetes pada kelompok usia ini.
Apa itu Diabetes pada Anak dan Remaja?
Diabetes pada anak-anak umumnya terbagi menjadi dua jenis: diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Diabetes tipe 1 merupakan gangguan autoimun di mana tubuh menyerang sel-sel pankreas yang memproduksi insulin, menyebabkan anak-anak membutuhkan suntikan insulin seumur hidup mereka. Sedangkan diabetes tipe 2, yang dulunya jarang ditemui pada anak-anak, kini menjadi lebih umum. Tipe 2 terkait erat dengan gaya hidup tidak sehat, seperti obesitas, diet tinggi gula, dan kurang aktivitas fisik.
Menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), jumlah kasus diabetes tipe 2 pada anak-anak Indonesia meningkat drastis dalam 10 tahun terakhir. Faktor-faktor seperti pola makan yang tidak seimbang, peningkatan konsumsi makanan cepat saji, dan aktivitas fisik yang minim menjadi pemicu utama peningkatan ini.
Penyebab Meningkatnya Kasus Diabetes pada Anak dan Remaja
1. Pola Makan yang Tidak Sehat
Salah satu faktor utama yang menyebabkan peningkatan kasus diabetes pada anak adalah perubahan pola makan. Anak-anak saat ini cenderung lebih sering mengonsumsi makanan cepat saji, minuman manis, serta camilan tinggi gula. Menurut Journal of Pediatric Endocrinology (2023), konsumsi makanan tinggi gula dan karbohidrat olahan dapat meningkatkan kadar gula darah dan menyebabkan resistensi insulin, yang merupakan tanda awal diabetes tipe 2.
Makanan tinggi gula tidak hanya meningkatkan risiko diabetes, tetapi juga berkontribusi pada obesitas, yang semakin memperburuk kondisi anak-anak yang berisiko. Oleh karena itu, orang tua perlu memperhatikan pola makan anak dan memastikan mereka mendapatkan nutrisi yang seimbang.
2. Gaya Hidup Sedentari
Perkembangan teknologi juga berdampak besar pada meningkatnya kasus diabetes pada anak. Anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu di depan layar gadget, baik itu untuk bermain video game, menonton video, atau menggunakan media sosial, sehingga mengurangi aktivitas fisik mereka. Kurangnya aktivitas fisik memperlambat metabolisme tubuh, yang berpotensi meningkatkan resistensi insulin dan akhirnya menyebabkan diabetes tipe 2.
Dr. Nisa Pratiwi, Sp.PD-KEMD, seorang ahli endokrinologi, menyatakan, "Pola hidup modern yang menyebabkan peningkatan konsumsi makanan cepat saji dan kurangnya aktivitas fisik pada anak-anak adalah salah satu penyebab utama meningkatnya kasus diabetes pada anak-anak. Anak-anak sekarang cenderung lebih banyak menghabiskan waktu dengan gadget daripada bermain di luar."
3. Faktor Genetik
Selain faktor eksternal, genetik juga memainkan peran penting dalam meningkatkan risiko diabetes pada anak. Jika salah satu atau kedua orang tua memiliki diabetes, maka kemungkinan anak terkena diabetes juga meningkat. Penelitian menunjukkan bahwa diabetes tipe 2 lebih cenderung diwariskan daripada diabetes tipe 1. Namun, dengan kombinasi gaya hidup sehat, risiko tersebut dapat diminimalkan.
Menurut WHO (World Health Organization), anak-anak dengan riwayat keluarga diabetes harus secara rutin melakukan pemeriksaan gula darah, terutama jika mereka menunjukkan gejala seperti sering haus, sering buang air kecil, dan cepat merasa lelah.
4. Obesitas pada Anak
Obesitas pada anak merupakan salah satu penyebab utama peningkatan diabetes tipe 2. Anak-anak dengan berat badan berlebih cenderung mengalami resistensi insulin, yang pada akhirnya dapat berkembang menjadi diabetes. Obesitas di masa kanak-kanak tidak hanya meningkatkan risiko diabetes tetapi juga meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, hipertensi, dan masalah kesehatan lainnya di masa depan.
Menurut data dari IDAI, prevalensi obesitas pada anak-anak di Indonesia telah mencapai angka yang mengkhawatirkan. Peningkatan ini sangat dipengaruhi oleh pola makan tinggi kalori dan kurangnya aktivitas fisik. Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk memantau berat badan anak-anak mereka dan mengajarkan kebiasaan makan yang sehat sejak dini.
5. Lingkungan dan Paparan Bahan Kimia
Faktor lingkungan juga berkontribusi terhadap meningkatnya kasus diabetes pada anak. Paparan bahan kimia tertentu yang ditemukan dalam makanan olahan, plastik, atau bahkan produk rumah tangga dapat mempengaruhi fungsi pankreas dan meningkatkan risiko diabetes. Beberapa bahan kimia ini dikenal sebagai endocrine disruptors yang dapat mengganggu hormon dalam tubuh, termasuk insulin.
Selain itu, stres lingkungan seperti polusi udara dan kurangnya akses ke makanan segar dan sehat juga berdampak negatif terhadap kesehatan anak-anak.
Apa yang Menyebabkan Meningkatnya Kasus Diabetes pada Anak dan Remaja?
Selain faktor-faktor di atas, pandemi COVID-19 juga memainkan peran dalam meningkatnya kasus diabetes pada anak. Selama pandemi, banyak anak-anak yang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dan menjadi kurang aktif. Penurunan aktivitas fisik yang signifikan serta perubahan pola makan selama masa pandemi menyebabkan peningkatan berat badan yang cepat pada anak-anak, yang secara langsung berkaitan dengan risiko diabetes.
Berdasarkan Journal of Pediatric Endocrinology, pandemi juga menyebabkan gangguan dalam rutinitas kesehatan, di mana banyak anak yang mengalami penundaan diagnosis atau pengobatan dini karena keterbatasan akses layanan kesehatan.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang apa yang menyebabkan meningkatnya kasus diabetes pada anak dan remaja, Anda bisa membaca informasi lengkapnya di Genzi.web.id.
Langkah-Langkah Pencegahan
Meskipun diabetes pada anak-anak terus meningkat, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengurangi risikonya. Berikut adalah beberapa tindakan pencegahan yang bisa dilakukan oleh orang tua:
- Pola Makan Seimbang: Mengajarkan anak-anak untuk mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi, seperti buah, sayur, biji-bijian, dan protein tanpa lemak, dapat membantu menjaga kadar gula darah yang sehat.
- Aktivitas Fisik Rutin: Anak-anak harus didorong untuk aktif secara fisik setidaknya 1 jam sehari. Aktivitas seperti bersepeda, berenang, atau bermain di luar sangat bermanfaat untuk kesehatan mereka.
- Pemeriksaan Rutin: Bagi anak-anak yang memiliki riwayat keluarga diabetes, pemeriksaan gula darah secara rutin sangat penting untuk mendeteksi dini masalah gula darah.
- Kurangi Konsumsi Gula: Orang tua harus mengurangi jumlah makanan dan minuman yang tinggi gula dalam pola makan anak-anak.
Dengan mempraktikkan kebiasaan sehat dan melakukan pencegahan dini, risiko diabetes pada anak-anak dapat diminimalkan dan generasi mendatang bisa tumbuh lebih sehat.