Generasi Z, sering disebut sebagai Gen Z, mencakup individu yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an. Dalam beberapa tahun terakhir, perhatian terhadap Gen Z telah meningkat, terutama terkait dengan pengaruh teknologi, perilaku sosial, dan pandangan mereka tentang dunia. Mari kita jelajahi apa yang dikatakan para ahli mengenai karakteristik dan perilaku Gen Z.
1. Keterikatan dengan Teknologi
Salah satu ciri paling mencolok dari Gen Z adalah ketergantungan mereka pada teknologi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Twenge, J.M. (2017) dalam bukunya "iGen: Why Today's Super-Connected Kids Are Growing Up Less Rebellious, More Tolerant, Less Happy--and Completely Unprepared for Adulthood," Gen Z adalah generasi yang paling terhubung secara digital. Mereka tumbuh dengan smartphone dan media sosial sebagai bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Penelitian ini mencatat bahwa, meskipun aksesibilitas informasi meningkat, ada juga kekhawatiran mengenai dampak kesehatan mental akibat penggunaan media sosial yang berlebihan.
2. Perilaku Sosial dan Kemandirian
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Turner, A. (2015) berjudul "Generation Z: Technology and Social Interest," Gen Z cenderung lebih mandiri dan memiliki kemampuan multitasking yang lebih baik dibandingkan generasi sebelumnya. Mereka memanfaatkan teknologi untuk mencari informasi dan berinteraksi dengan orang lain. Namun, kemandirian ini juga membawa tantangan, seperti kesulitan dalam membangun hubungan sosial yang mendalam dan ketidakstabilan emosional. Dalam konteks ini, Gen Z perlu belajar mengelola waktu dan interaksi sosial agar tidak terjebak dalam dunia maya.
3. Kesadaran Sosial dan Lingkungan
Gen Z juga dikenal karena kesadaran sosial dan lingkungan mereka yang tinggi. Menurut Pew Research Center (2019), 60% dari Gen Z merasa terpengaruh oleh isu-isu sosial dan politik melalui media sosial. Mereka lebih aktif dalam gerakan sosial dan sering kali menjadi pendukung utama dalam berbagai kampanye yang menyoroti isu-isu seperti perubahan iklim, kesetaraan gender, dan keadilan sosial. Hal ini menunjukkan bahwa Gen Z tidak hanya peduli pada diri mereka sendiri, tetapi juga pada masa depan planet dan masyarakat.
4. Pandangan terhadap Pendidikan dan Karir
Pandangan Gen Z tentang pendidikan dan karir juga berbeda dari generasi sebelumnya. Banyak dari mereka yang menyadari pentingnya pendidikan tinggi, namun mereka juga skeptis terhadap biaya pendidikan yang terus meningkat. Dalam survei yang dilakukan oleh McCrindle Research (2020), ditemukan bahwa Gen Z lebih memilih jalur pendidikan yang fleksibel dan terjangkau, termasuk pembelajaran online dan kursus singkat. Mereka cenderung mencari pengalaman kerja yang relevan dan mengharapkan agar perusahaan memberikan peluang bagi mereka untuk belajar dan berkembang.
5. Kesehatan Mental
Kesehatan mental adalah isu yang sangat penting bagi Gen Z. Penelitian menunjukkan bahwa mereka lebih terbuka dalam membahas masalah kesehatan mental dibandingkan generasi sebelumnya. Menurut laporan dari American Psychological Association (2021), Gen Z menghadapi tingkat kecemasan dan depresi yang lebih tinggi, yang dapat dipengaruhi oleh tekanan sosial dan akademik. Namun, mereka juga menunjukkan keinginan untuk mencari bantuan dan mendukung satu sama lain. Hal ini menciptakan budaya yang lebih inklusif dan peduli terhadap kesehatan mental.
6. Eksplorasi Identitas
Salah satu aspek menarik dari Gen Z adalah cara mereka mengeksplorasi identitas diri. Mereka lebih cenderung untuk mengekspresikan diri melalui berbagai cara, termasuk mode, seni, dan platform media sosial. Menurut Ypulse (2018), Gen Z tidak takut untuk menunjukkan keunikan dan membagikan pengalaman pribadi mereka. Mereka menghargai keberagaman dan inklusivitas, sehingga identitas mereka sering kali mencakup berbagai elemen budaya, ras, dan gender. Hal ini menciptakan ruang bagi generasi ini untuk saling menghormati dan memahami satu sama lain.
7. Pengaruh Media Sosial
Media sosial telah menjadi platform utama bagi Gen Z untuk berinteraksi dan berbagi informasi. Menurut penelitian dari Sprout Social (2020), Gen Z menghabiskan rata-rata lebih dari 3 jam sehari di media sosial. Platform seperti TikTok, Instagram, dan Snapchat menjadi saluran penting untuk ekspresi diri dan komunikasi. Media sosial tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk terhubung, tetapi juga sebagai sumber berita dan informasi. Namun, penting untuk diingat bahwa penggunaan media sosial juga membawa risiko, seperti penyebaran informasi yang salah dan tekanan untuk tampil sempurna.
8. Perubahan Nilai dan Prioritas
Gen Z memiliki pendekatan yang berbeda terhadap nilai dan prioritas dalam hidup. Mereka cenderung lebih menghargai keseimbangan kerja-hidup dan mencari pengalaman yang bermakna. Menurut Future of Work (2021), Gen Z lebih memilih lingkungan kerja yang fleksibel dan mendukung, di mana mereka dapat menjalani kehidupan pribadi yang memuaskan sambil tetap berkontribusi secara profesional. Mereka cenderung menolak budaya kerja yang mengutamakan produktivitas di atas kesehatan mental dan kesejahteraan.
9. Konsumsi dan Preferensi Merek
Ketika datang ke konsumsi, Gen Z adalah konsumen yang sangat selektif. Mereka cenderung lebih memperhatikan nilai-nilai merek dan dampak sosial dari produk yang mereka beli. Menurut laporan dari Edelman (2021), Gen Z lebih memilih merek yang transparan dan bertanggung jawab sosial. Mereka ingin mendukung perusahaan yang memiliki dampak positif terhadap masyarakat dan lingkungan. Hal ini membuat merek harus beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan harapan generasi ini.
Gen Z adalah generasi yang unik dengan karakteristik dan tantangan tersendiri. Pemahaman yang lebih dalam tentang mereka, termasuk pandangan gen z menurut para ahli, dapat membantu kita lebih memahami dan mendukung mereka dalam menghadapi dunia yang terus berubah. Dengan menggabungkan pengetahuan dari berbagai sumber akademis dan penelitian, kita dapat membantu membentuk masa depan yang lebih baik untuk generasi ini.